Friday 8 March 2013

Rokok vs Zakat

Mana yang lebih manfaat ?

Kita mencoba melihat dari sisi pengeluaran, uang yang dikonsumsikan untuk rokok murni untuk kesenangan dan kepuasan diri sendiri. Dan kadangkala perokok (yg beruang maupun pas-pasan) spontan menjadi dermawan ketika berjumpa sesama perokok, dia letakkan di depan teman-temannya untuk diambil dan dinikmati bersama. Namun kadang menjadi ironis ketika di rumah. Bahkan kadangkala dalam sebuah rumah tangga ada yang harus berdebat dulu/berfikir dulu ketika anaknya minta uang saku untuk sekolah/untuk membeli buku. Dia keluarkan uang Rp. 300 000 untuk membeli buku selama satu semester sambil berkomentar panjang, namun dia keluarkan uang Rp. 300 000 untuk beli rokok tanpa ada yang boleh protes. Lebih tragis lagi bahkan selalu menasehati anaknya untuk berhemat dalam membelanjakan uangnya. Hal itu tidak terjadi ketika dia mau membelanjakan uangnya untuk rokok.


Menghindari rokok atau perintah Zakat ? 
Dalam agama perintah merokok tidak ditemukan, yang ditemukan adalah menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat/kurang manfaat, yang paling banyak ditemukan adalah perintah membayar Zakat. Saat ini muslim yang membayar zakat/menjadi muzaki tidak sampai 10 juta, dan itupun fluktuatif bisa naik atau turun. Kampanye agar umat Islam  gemar berzakat jarang terdengar, padahal usia perintah berzakat lebih dari 14 abad/ sejak turunnya Al-Qur an. Kewajiban berzakat akan menyuburkan harta dan mensucikan jiwa, meningkatkan kepedulian sosial/mengeratkan kasih dan sayang antara orang kaya dan orang miskin, dan juga akan  lebih menumbuhkan persaudaraan antar sesama. Menurut data yang ada badan-badan amil zakat di Indonesia baru dapat mengumpulkan sekitar 1,5 trilyun setiap tahun.  Jarang si perokok mengajarkan anaknya apa itu hakikat & manfaat zakat, infaq, & shodaqoh. Ketika seseorang menjadi muzaki, belum tentu ia sampai mati akan tetap berzakat, padahal hasilnya akan dinikmati selamanya baik di dunia (pada diri sendiri dan sesama), maupun di akherat,  tetapi perokok 90% sampai mati masih menjadi perokok .



 

   

No comments:

Post a Comment